Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

"Dia yang diambil dari tulang rusuk"

Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.


Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu,tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.


Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, mengurusi hal-hal sepele... sehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya... sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.


Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan. Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.


Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti...membuatnya aman di dekatmu....


Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki
yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak
mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang...


seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang
membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun. Ia lembut bukan untuk diinjak,
rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang.


Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya...
tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan
menyita seluruh hidupnya... Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk
laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki...
karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak
ada sebelumnya.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bidadari Syurga Dunia

Bidadari Syurga dunia...
Ada senyum yang terukir indah dimuka..
Ada bias rona merah di wajah..
Memantulkan warna hati si jiwa Syurga

Bidadari Syurga dunia..
Wajah yang senantiasa putih dan menawan
Berhiaskan air wudlu yang terpancar..
Menambah pesona hiasan mata..

Bidadari Syurga dunia..
Yang senyumnya selalu merekah..
Yang parasnya mempesona..
Yang hatinya selembut sutra..

Bidadari Syurga dunia..
Jadi dambaan setiap wanita..
Impian diri wanita sholehah
Qona’ah dan berhati bunga..

Bidadari Syurga di hati luka..
Yang pucatkan muka si durjana
Yang tepiskan angan dunia..
Yang hatinya bagaikan kaca..

Bidadari Syurga di hati dunia..
Yang siangnya bagaikan singa di rimba
Yang malamnya bagai sufi perindu
Syurga Zuhud selendang pengikatnya..

Bidadari Syurga dunia..
Dimana pun berada kau tetap setia
Pada Allah, Rasul dan juga Dien-Nya..
Kemana lagi kan kucari Bidadari Syurga Dunia..
Di arusnya dunia merana..
Sentuhanmu bangkitkan rasa..
Hingga syahid ku jumpa di pintu Syurga..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“ If I Falling In Love “

Ya Alloh, Jika Aku Jatuh Cinta…..

Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya

Pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu



Ya Muhaimin, Jika Aku Jatuh Cinta………

Jagalah cintaku agar tidak melebihi cintaku pada-Mu



Ya Alloh, Jika Aku Jatuh Hati………

Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya

Tertaut pada-Mu, agar tidak jatuh aku pada Cinta yang semu.



Ya Robbul Izzati, Jika Aku Rindu……

Rindukanlah aku pada seseorang yang hatinya merindukan

Syahid di jalan-Mu, dan jagalah rinduku padanya

Agar tidak lalai aku merindukan surga-Mu.



Ya Alloh, Jika Aku Jatuh Hati………

Jangan biarkan aku terjatuh dan tertatih dalam

Perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu


Ya Alloh, Jika Aku Jatuh cinta………

cintakanlah aku kepada bidadari kecilmu....!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Balas Budi Untuk Ibu…… (sebuah renungan)


Ketika usiamu 1 tahun, ibu menyuapi dan memandikanmu
Kau membalasnya dengan menangis sepanjang malam.

Ketika usiamu 2 tahun, ibu mengajari mu melangkah dengan kaki
Kau membalasnya berlari menjauh ketika ibu memanggilmu.

Ketika usiamu 3 tahun, ibu menyiapkan  sarapanmu dengan penuh cinta kasih
Kau membalasnya dengan membanting piring dan tidak mau makan.

Ketika usiamu 4 tahun, ibu membelikanmu seperangkat kerayon,
Kau membalasnya dengan mencoret-coret dinding rumah.

Ketika usiamu 5 tahun, ibu membelikanmu pakaian baru
Kau membalasnya dengan bermain dengan onggokan tanah dan lumpur.

Ketika usiamu 6 tahun, ibu mengantarkanmu ke sekolah,
Kau membalasnya dengan berteriak AKU NGGAK MAU SEKOLAH!!

Ketika usiamu 7 tahun, ibu membelikanmu bola sepak,
Kau membalasnya dengan memecahkan kaca rumah.

Ketika usiamu 8 tahun, ibu membelikanmu es krim
Kau membalasnya dengan mencipratkan nya ke sekujur tubuhmu.

Ketika usiamu 9 tahun, ibu memanggilkanmu guru les,
Kau membalasnya dengan bermalas-malasan belajar.

Ketika usiamu 10 tahun, ibu mengantarkanmu sepanjang hari muali dari sekolah, main bola, kursus, ke pesta ulang tahun teman,
Kau membalasnya dengan melompat dari kendaraan secepat kilat tanpa menengok kembali kebelakang.

Ketika usiamu 11 tahun, ibu membawamu untuk menonton pertunjukan dengan teman-teman mu,
Kau membalasnya dengan memintanya duduk di barisan lain.

Ketika usiamu 12 tahun, ibu menegurmu untuk tidak menonton acara tv tertentu,
Kau membalasnya dengan menunggunya samapai ia berpergian.


Ketika usiamu 13 tahun, ibu menyuruhmu untuk memotong rambut dengan gaya baru,
Kau membalasnya dengan mengatakan ibu gak punya selera.

Ketika usiamu 14 tahun, ibu membayarkanmu ongkos berlibur kerumah kakek,
Kau membalasnya dengan tidak pernah memberi kabar.

Ketika usiamu 15 tahun, ibu pulang bekerja dan mengharapkan pelukan darimu.
Kau membalasnya dengan mengunci kamar tidurmu.

Ketika usiamu 16 tahun, ibu kelelahan dan ingin di pijat olehmu,
Kau membalasnya dengan mengatakan ’’ah ibu, saya juga lelah’’

Ketika usiamu 17 tahun, ibu mengajarimu mengendarai motor
Kau membalasnya dengan mencuri-curi kesempatan untuk menggunakan motor itu.

Ketika usiamu 18 tahun,  ibu menangis dalam kelulusan sekolahmu,
Kau membalasnya dengan berpesta dengan temen-temenmu.

Ketika usiamu 19 tahun,  ibu mengharapkan telepon penting.
Kau membalasnya dengan menggunakan telepon sepanjang hari.

Ketika usiamu 20 tahun, ibu berpesan untuk tidak pulang larut malam,
Kau membalasnya dengan pulang kerumah ketika ibumu sudah tertidur.

Ketika usiamu 21 tahun, ibu berpesan untuk tidak ngebut dalam berkendaraaan,
Kau membalasnya dengan ngebut-ngebutan dijalan raya.

Ketika usiamu 22 tahun, ibu selalu membayarkan uang SPP untuk kuliahmu
Kau membalasnya dengan menggunakan uang itu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat

Ketika usiamu 23 tahun, ibu selalu mengharapkan kabar dari mu yang kuliah di temapt yang jauh,
Kau membalasnya dengan tidak pernah memberikan kabar ke dia.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berhenti Sejenak

Sahabat... Mari kita berhenti sejenak, mengamati kembali bekas-bekas langkah kita dalam kehidupan ini. Melihat dengan cermat apa-apa yang telah kita lakukan selama ini. Perhatikan saudaraku, sudahkah langkah-langkah kita berangkat dari tempat yang baik? Sudahkah dalam perjalanannya dia berbelok di tempat-tempat yang semestinya? Dan yang paling penting, sudahkah langkah-langkah kita menuju kepada-Nya?

Andai kita mau jujur, mungkin kita akan mampu melihat bahwa langkah-langkah kita ternyata sering berselisih dengan kehendak-Nya. Tengoklah kehidupan kita, sementara demikian banyak saudara kita mengais sesuap nasi, masih sering kita biarkan butiran-butiran nasi tersisa di piring kita dan terbuang percuma.

Ketika banyak saudara kita berhutang kesana kemari, masih sering kita membeli barang-barang mewah yang sesungguhnya tidak terlalu berguna. Ketika Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, masih sering kita lalai dan menyibukkan diri kita dengan berbagai fasilitas yang sesungguhnya hanya titipan-Nya.

Belum lagi jikalau kita mengingat bahwa ternyata kehidupan kita selama ini belum berorientasi kepada-Nya. Waktu yang telah kita lewatkan ternyata lebih banyak untuk kepentingn dunia kita. Mari tanyakan kepada diri kita : Berapa banyak waktu telah kita gunakan untuk beribadah kepada-Nya? Berapa banyak waktu telah kita habiskan untuk membaca firman-Nya? Berapa banyak ilmu yang telah kita pelajari untuk meningkatkan iman kepada-Nya?

Saudaraku... Apakah hati-hati kita telah terlalu jauh dari-Nya? Sehingga sulit bagi kita untuk mengingat bahwa semua yang terjadi hanyalah atas kehandak-Nya? Sehingga sulit bagi kita menyadari bahwa semua milik kita hanya dititipkan-Nya sementara? Apakah kita telah menjadi manusia sombong yang selalu mengalamatkan semua kesuksesan dan keberhasilan hidup kita kepada diri kita sendiri? Jikalau rasa itu masih ada, mari tanyakan kepada diri kita : Tak takutkah kita jika Allah mengadzab kita atas kesombongan itu? Tak takutkah kita jika Allah menarik semua titipan-Nya karena kita telah berkhianat kepada-Nya? Lupakah kita bahwa Allah telah berfirman akan mengadzab orang-orang yang kufur nikmat?

Saudaraku... Jikalau langkah-langkah kita ternyata telah jauh dari keridhaan-Nya, telah menyimpang dari kehendak-Nya. Maka duduklah sejenak, mari kita berhenti dan bersiap berbelok segera sebelum semua terlambat. Allah masih demikian sayang kepada kita dan mengizinkan kita untuk tetap menikmati kehidupan di dunia ini. Jikalau terselip secarik keinginan untuk memohon ampun kepadanya, bergegaslah!!! Semoga dengan kesungguhan hati kita, berbuah pada keridhaan Allah Ta'ala. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“Segalanya Untukmu”


Hari ini angin rindu datang berhembus, menggugurkan daun-daun yang sudah menguning. Titik air di ujung daunnya pun akhirnya terjatuh setelah sekuat tenaga ia bertahan untuk tidak pecah. Tapi ternyata semua ada batasnya. Tak ada yang abadi. Begitu juga dengan rindu ini. Tak akan lama bertahan  sembunyi dalam lubuk hati. 
Dunia seperti berputar kembali, menayangkan rekaman saat-saat aku bersamanya. Masa dimana sangat aku rasakan sayang dan perhatiannya, yang terus menerus mengalir seolah tak kenal muara. Pelukannya saat aku butuh kehangatan, suara bijaknya saat hati ini dilanda kegundahan. Dengan sepenuh hati dia selalu mengorbankan segalanya termasuk tenaganya walau lelah tak pernah lepas dari dirinya.
Langit hari ini masih cerah. Tapi siapa sangka kalau hujan akan datang. Meski tidak begitu deras, tapi bisa melepas dahaga sang tanah yang memang haus akan air, cukup untuk membuat suasana terasa lebih segar. Mencerahkan kembali fikiran-fikiran yang kalut terhadap berbagai persoalan dunia. Dan bagiku, membawa kembali pada keindahan dan kehangatan saat-saat bersamanya, hingga rindu yang terbendung pecah seketika.
            Teringat  pada suatu senja, ketika aku akan memulai hidup tanpa ada seseorang yang dekat  di sisiku. Hari itu, adalah hari terakhir aku bersama dengannya sebelum kami berpisah. Pesan dan nasehat pun mengalir dengan suaranya yang tetap lembut namun sungguh bijak. Sampai akhirnya detik itu datang juga, saat ku rengkuh tangan lembutnya, kemudian mengecup tangan nya, dia membalasnya dengan kecupan di pipiku, kemudian di keningku, tanda bahwa rasa sayangnya melebihi kekhawatirannya meninggalkanku sendiri. Kalimat singkat penuh makna pun terucap darinya, ”Aina bengke ta rasa dou anak ya... cahapu sambea ra ngaji”. Sungguh dalam ku rasakan deburan cinta sekaligus harapannya yang kuat dan tulus bagi diriku. Membuat air mata ini ingin segera menumpahkan segala yang dipunya. Tapi itu tak kulakukan di depannya. Aku harus tunjukkan bahwa aku baik-baik saja.Cukup pada Allah sajalah dia menitipkan aku. Tak ingin mengganggu konsentrasinya karena aku.
                                                                                                        
Ya Rahman, ternyata cinta begitu dekat denganku. Kasih dan pengorbanannya untukku takkan pernah bisa kubalas meski dengan tetesan darah dan airmata. Segala yang aku miliki dalam hidup ini, materi yang aku punya atau kehidupan yang aku miliki, pun tak kan bisa membalas apa yang pernah dia lakukan untukku. Usapan tangannya, pelukan hangatnya, suara lembutnya, solusi dan pelajaran hidup serta sikapnya yang bijak, tak akan pernah tergantikan dengan seluruh yang ada di langit dan bumi ini.
 
Maka  nikmat-Mu yang manakah yang aku dustakan, Ya Rabb?
            Melaluinya lah aku ada. Dengannya aku bisa menikmati indah dunia-Mu. Dengannya aku menemukan diriku. Dengannya aku merasa punya arti dalam hidup ini. Dengannya aku bisa mengenal-Mu. Dan dengannya pula lah aku terbiasa membaca surat cinta-Mu.
 
Saat  ini, ku rela bersusah payah mengejar cita-cita yang menjadi impianku sekaligus yang menjadi impian nya.  Tak ingin sedikit pun ku torehkan segurat kecewa di hatinya. Karena yang ku tahu, aku adalah harapannya. Aku ingin dia bangga. Bukan melihat diriku melainkan melihat ikhtiarnya yang begitu panjang selama hidupnya sejak aku ada.
Allah.....
Melalui doa-doa ku,
Tolong sampaikan sejuta sayangku untuk nya
Dan ku trus berjanji
Tak kan ku khianati pintanya’    
Aku ingin melengkapi lukisan hidupnya, menjadi lukisan yang begitu sempurna. Meski dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan yang dia miliki, Bapak... bagaimanapun aku tetap bangga padamu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Curahan hati ini...................

Aku tidak tahu mesti bagaimana lagi, entah harus aku hentikan dimana “langkahku”. Semakin lama, maka semakin jauh aku “melangkah” dalam sebuah “keanehan”. Jejak-jejak langkah “aneh” yang secara sadar ku buat hanya untuk keinginan sesaat. Mungkin jika orang lain tahu apa yang telah terjadi pada “langkahku”, maka kupastikan akan sulit orang itu untuk dapat mempercayai. Terimakasih Ya Allah, hingga detik ini Engkau masih “sudi” menyembunyikan “langkah-langkah kotorku”.

Haah… lelah rasanya, penat sudah rasa dihati ini. Jiwa ini akan menjadi sakit bila aku terus selalu seperti ini. Entah apa yang terjadi, seolah ada kesenjangan antar diri dalam lingkup yang berbeda. Apakah kenyamanan jiwa hanya ada pada kondusifitas..?? entah yang mana diri sebenarnya. Satu sisi aku harus menjadi teladan, akan tetapi disatu sisi yang lain seolah aku menjadi seorang yang “tidak ber-ilmu”. Ilmu dan Kepahaman yang telah ada pada diriku seketika berubah menjadi perisai-perisai bagi “langkah-langkah kotorku”. Astaghfirullah….!.

Sampai detik ini pun aku tidak mengerti mengapa ini dapat terjadi. Kini Baru kurasakan Istiqomah itu ternyata lebih sulit daripada memulai. Karena ketika gagal bertahan untuk istiqomah, maka sejatinya aku harus memulai segalanya untuk kembali seperti semula. Dan ternyata kini ku berada dalam golongan manusia yang selalu berfikir pada akhir, bukan diawal. Waktu-waktu yang kupakai untuk melangkah dalam sekejap habis dengan kesia-siaan, habis tanpa pemaknaan yang berarti, habis hanya untuk berbohong agar dapat menutupi segala hal yang tidak sesuai dengan “keinginan diriku”, tanpa kemudian merasa tahu dan berfikir bahwa semua waktu itu harus kupertanggungjawabkan kelak. Ampuni hamba-Mu ini Ya Allah…

Jujur, aku butuh “pegangan” yang bukan hanya bisa menahan aku ketika akan jatuh. Tetapi “pegangan” yang dapat mengingatkan ku jauh sebelum aku akan jatuh. Aku jenuh akan semua system dan “tetek bengeknya”, akan semua penilaian-penilaian “manusiawi” yang hanya berdasarkan pada “penampakan” belaka, kemudian seolah berkata bahwa saya tahu “hitam-putih” nya dirimu! Tanpa kemudian mengerti bagaimana sesungguhnya. Pensil yang berada didalam gelas berisi air akan tetap dikatakan bengkok, walaupun pada kenyataan nya pensil itu lurus. Apakah semua harus “menyerah” pada kondusifitas keadaan..??

Bukankah sudah menjadi “manusiawi” bahwa penyesalan itu hampir selalu ada pada akhirnya. Akan tetapi, seperti apa seharusnya aku menyudahi segala “langkah-langkah kotorku” dengan segala penyesalan nya ini..? apakah pensil harus keluar dari gelas yang berisi air hanya untuk dikatakan bahwa pensil itu tidak bengkok atau bahkan tidak patah..?! penilaian manakah yang paling sejati untuk “diakui”..

Lalu harus bagaimana…??

Takkan mungkin aku terus bertahan dalam keadaan seperti ini, cukup sudah kelelahan-kelelahan yang tercipta pada diri ini hanya untuk berlari dan sembunyi dari sebuah kenyataan bahwa langkahku sudah sangat “kotor” Ya Allah….


Aku takut, jikalau aku tidak punya waktu lagi untuk dapat “membersihkan” langkah-langkahku.
Aku takut, walaupun kemudian engkau memberiku waktu, tapi kemudian Engkau “enggan” membersihkan dan menerima “langkah-langkahku” ini, meskipun Ampunan-Mu sangatlah seluas.

Aku takut jikalau diriku tidak sempat lagi membuat dua orang yang sangat menyayangiku berbahagia dan bangga akan diriku. Adalah penyesalan bagi diriku, jika mereka berdua kelak tidak mempunyai kesempatan lagi untuk dapat melihat aku menjadi berhasil, merasakan kebahagiaan, dan kasih sayang dari diriku hanya karena kelalaian dan ke-egoisan diriku. Bukankah RidhoMu juga ada pada Ridho mereka berdua…. Maafkan aku mama, bapak, hingga detik ini kalian berdua belum merasakan semua hal itu dari diriku.

Aku takut, sudah tidak ada lagi tempat bagi diriku dan “langkahku” yang telah kotor ini untuk dapat bergabung dengan “langkah” orang-orang yang Engkau Ridhoi.
Ya Allah Semoga dengan datangnya bulan nan suci ini, hamba bisa membersihkan langkah-langkahku, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya…………….! Amin….!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS